Al-Qur'an Online

Photobucket

Friday, March 6, 2009

Tuma'ninah dalam Shalat

Rasulullah SAW melakukan shalat dengan tuma'ninah (rileks), yaitu sikap tenang, atau diam sejenak sehingga dapat menyempurnakan perbuatannya, dimana posisi tulang dan organ tubuh lainnya dapat berada pada tempat yang sempurna.

Kebanyakan kita telah lupa tentang caranya rileks. Padahal kita mengetahui secara naluriah semasa bayi, namun pelan - pelan melupakannya ketika kita tumbuh menjadi dewasa. Sementara itu, kecepatan dan tekanan hidup modern mulai membuat kita lelah. kita dituntut untuk terus berpacu dengan waktu. Hingga banyak orang yang menjadi stress. Banyak dokter terkemuka meyakini bahwa penyakit - penyakit modern dan penuaan dini antara lain disebabkan oleh ketidakmampuan orang dalam menghadapi stress.

"Jadilah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang - orang yang khusyu', yaitu orang - orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya."(Al-Baqarah : 45-46)

Dari ayat di atas bisa di jabarkan cara memasuki shalat yaitu :
  1. Heningkan pikiran anda agar rileks. Usahakan tubuh anda tidak tegang. Tak perlu mengkonsentrasikan pikiran sampai mengerutkan kening karena anda akan merasakan pusing dan capek. Jika terjadi seperti itu, kendorkan tubuh anda sampai terasa nyaman kembali.
  2. Biarkan tubuh meluruh, agak dilemaskan, atau bersikap serileks mungkin.
  3. Kemudian rasakan getaran kalbu yang bening dan sambungkan rasa itu kepada Allah. Biasanya kalau sudah tersambung, suasana sangat hening dan tenang, serta terasa getarannya menyelimuti jiwa dan fisik. Getaran jiwa inilah yang menyambungkan kepada Zat, yang menyebabkan pikiran tidak liar kesana kemari.
  4. Bangkitkan kesadaran diri, bahwa anda sedang berhadapan dengan Zat Yang Maha Kuasa, Yang Meliputi Segala sesuatu, Yang Maha Hidup, Yang Maha Suci dan Yang Maha Agung. Sadari bahwa anda akan memuja dan bersembah sujud kepada-Nya serendah-rendahnya, menyerahkan segala apa yang ada pada diri anda. Biarkan ruh anda mengalir pergi, dengan suka rela menyerahkan diri : “Hidup dan matiku hanya untuk Allah semata”.
  5. Berniatlah dengan sengaja dan sadar sehingga muncul getaran rasa yang sangat halus dan kuat menarik ruhani meluncur kehadirat-Nya. Pada saat itulah ucapkan takbir “ALLAHU AKBAR”. Jagalah rasa tadi dengan meluruskan niat, rasakan kelurusan jiwa anda yang terus bergetar menuju Allah. Setelah itu, menyerahlah secara total, inna shalati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi rabbil ‘alamin(sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah semata).
  6. Rasakan keadaan berserah yang masih menyelimuti getaran jiwa anda, dan mulailah perlahan-lahan membaca setiap ayat dengan tartil. Pastikan anda masih merasakan getaran pasrah saat membaca ayat di hadapan-Nya. Kemudian lakukanlah ruku’. Biarkan badan anda membungkuk dan rasakan. Pastikan bahwa ruh anda perlahan-lahan turut ruku’ dengan perasaan hormat dan pujilah Allah Yang Maha Agung dengan membaca: “subhaana rabbiyal adhiimi wabihamdihi”. Jika antara ruhani dengan fisik anda telah seirama, maka getaran itu akan bertambah besar dan kuat, dan bertambah kuat pula kekhusyu’an yang terjadi.
  7. Setelah rukuk, anda berdiri kembali perlahan sambil mengucapkan pujian kepada Zat Yang Maha Mendengar:”samiallahu liman hamidah” (semoga Allah mendengar orang yang memuji-Nya). Rasakan keadaan ini sampai ruhani anda mengatakan dengan sebenarnya. Jangan sampai sedikitpun tersisa dalam diri anda rasa untuk ingin dipuji, yang terjadi adalah keadaan nol, tidak ada beban apa-apa kecuai rasa hening.
  8. Kemudian secara perlahan sambil tetap berdzikir:”Allahu Akibar”, bersujudlah serendah-rendahnya. Biarkan tubuh anda bersujud, rasakan sujud anda agak lama. Jangan mengucapkan pujian kepada Allah Yang Maha Suci, subhaana rabbiyal a’la wabihamdihi, sebelum ruh dan fisik anda bersatu dalam satu sujudan. Biasanya terasa sekali ruhani ketika memuji Allah dan akan berpengaruh kepada fisik, menjadi lebih tunduk, ringan dan harmonis.
  9. selanjutnya, lakukanlah shalat seperti di atas dengan pelan-pelan, tua’ninah pada setiap gerakan. Jika anda melakukannya dengan benar, getaran jiwa akan bergerak menuntun fifsik anda. Sempurnakn kesadaran shalat anda sampai salam.


Sehabis shalat, duduklah dengan tenang. Rasakan getaran yang masih membekas pada diri anda. Ruhani anda masih merasakan getaran takbir, sujud, rukuk, dan penyerahan diri secara total. Kemudian pujilah Allah dengan memberikan pujian itu langsung tertuju kepada Allah, agar jiwa kita mendapatkan energi Ilahi serta membersihkannya.
Allahu Akbar … Allahu Akbar … Allahu Akbar …Alhamdulillah....Alhamdulillah...Alhamdulillah…Subhanallah … Subhanallah … Subhanallah …Asyhadu anlaa ilaha illallah Wa asyhadu anna muhammdarrasulullahInna lillahi wa inna ilaihi raji’unLa haula wa la quwwata illa billahil a’liyyil adhiim


“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalatmu, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasakan tenang, maka dirikanlah shalat (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (an-Nisa’: 103)

Dengan membiasakan diri rileks / tuma'ninah InsyaAllah stress akan susah menghampiri kita. Mulailah dari sekarang untuk belajar lagi bagaimana cara menenangkan hati dan pikiran dengan melatih rileks, mengosongkan sesaat pikiran dari hal - hal yang memberatkan hati dan latihan tuma'ninah dalam mengerjakan shalat, baik wajib ataupun sunnah.

dikutip dari : http://sanggardewa.wordpress.com/2007/09/11/

No comments:

Post a Comment